Minggu, 10 Oktober 2010

Lebih Senang, Lebih Sehat Dan Lebih Mapan Dengan Menikah

Menikah bikin tentram?? benarkah??Iya mungkin kalau pasangannya tepat^^

Hidup Lebih Lama
Mereka yang menikah akan hidup lebih lama. Pria lajang memiliki tingkat kematian 250% lebih tinggi dibandingkan mereka yang menikah. Wanita lajang memiliki tingkat kematian 50% lebih tinggi daripada mereka yang menikah. Memiliki pasangan dapat menurunkan resiko kematian karena kanker dan menambah sepuluh tahun hidup Anda.
Mereka yang lajang menghabiskan waktu lebih lama di rumah sakit, dan memiliki resiko lebih besar untuk meninggal setelah menjalani operasi (Goodwin et al, 1987).
Wanita yang menikah 30% lebih mungkin untuk menilai kesehatan mereka sangat baik dibandingkan dengan wanita lajang, dan 40% lebih kecil kemungkinannya untuk menilai kesehatan mereka dalam kondisi wajar atau bahkan kurang bila dibandingkan dengan wanita lajang.

Berdasarkan harapan hidup, 9 dari 10 pria dan wanita yang menikah hidup yang berumur 48 tahun, ditemukan masih tetap hidup pada umur 65 tahun. Sedangkan hanya 6 dari 10 pria dan wanita lajang yang mencapai usia 65 tahun. Mereka yang menikah mungkin memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih baik, memonitor tekanan darah, kolesterol, berat badan, dll, dan mungkin memiliki resiko yang lebih kecil untuk mengidap pilek (Cohen et al, 1997).

Gambaran Keuangan Yang Lebih Baik
Pepatah lama yang berkata, “Dua dapat hidup sama murahnya dengan satu” tidak sepenuhnya benar. Hidup berdua mungkin memang lebih murah karena berbagi furnitur, makanan, manfaat asuransi, mobil, dll. Dan ketika seseorang jatuh sakit, kehilangan pekerjaan, membutuhkan dukungan emosional karena stres, maka seorang pasangan akan berada di sana untuk menolong. Ini juga lebih murah, seperti merawat rumah, membayar utang kartu kredit, dan juga membayar terapis.

Pria menikah lebih sukses di dalam pekerjaannya, mendapatkan promosi lebih sering dan menerima penilaian kinerja yang lebih baik. Mereka juga selalu menyelesaikan pekerjaan dan lebih jarang datang terlambat (Kostiuk and Follman, 1989, and Shaw, 1987).

Sedangkan bagi wanita, wanita kulit putih yang menikah (tanpa anak) mendapatkan 4% lebih banyak dan wanita menikah berkulit hitam mendapatkan 10% lebih banyak dari rekan-rekan mereka yang masih lajang (Waite, 1985). Sementara beberapa poin menunjukkan bahwa pekerjaan rumah bagi wanita menikah (37 jam per minggu) lebih besar daripada wanita lajang (25 jam), setengah dari itu adalah karena memiliki anak (South and Spitze, 1994).

Kesehatan Mental Yang lebih Baik
Setengah dari pria menikah pernah berniah melakukan bunuh diri ketika masih lajang, dan 1/3 pria lebih mungkin untuk bercerai. Janda yang berusia di bawah 45 tahun sembilan kali lebih mungkin untuk melakukan bunuh diri dibandingkan pria yang menikah (Smith, Mercy, and Conn, 1988). Mereka yang menikah dilaporkan memiliki tingkat depresi dan kesusahan yang lebih rendah, dan 40% berkata mereka sangat bahagia dengan hidup mereka, dibandingkan dengan 25% pria dan wanita lajang. Hanya setengah dari mereka yang menikah berkata mereka tidak bahagia dengan hidup mereka.
Pria lajang minum dua kali lebih banyak dari pria menikah, dan satu dari empat di antara pria lajang tersebut mengatakan bahwa minum membuat mereka terlibat dalam masalah. Hanya satu dari tujuh pria menikah yang mengatakan hal yang sama. Satu dari enam pria lajang tidak mengkonsumsi alkohol, tapi satu dari empat pria menikah minum alkohol (Miller-Tutzauer et al, 1991).

Seks Yang Lebih Baik

Sekitar 40% mereka yang menikah melakukan hubungan seks dua kali dalam seminggu, dibandingkan dengan 20-25% pria dan wanita lajang. Lebih dari 40% wanita menikah mengatakan kehidupan seks mereka secara emosiopnal dan fisik terpuaskan, dibandingkan sekitar 30% wanita lajang. Bagi pria, 50% pria menikah merasa puas secara emosional dan fisik dibandingkan 38% pria lajang.

Source : saidaonline

Tidak ada komentar:

Posting Komentar